Senin, 14 November 2011

Teguhmu, Bung Karno

Bung Karno.
Riwayatmu seseroklah jumpo.
Untuk bangsa daku, matilah engkau.
Terasing pula di negeri punya beliau.
Gejolak dikau miliki.
Tak ubah fantasi diri.
Kami disini hadirmu merindui.
Negeri ini ingini sosokmu sejati.
Saat ini, apalah kami punya?
Tanpamu, wahai kusuma.
Bangsaku, hanya bangsa terhina.
Tanahku, layaknya tanah tersiksa.
Sekta jua pinta tegas satria.
Menggertak sekutu tak rumpang balada.
Berani bersimpah darah tuk satu kata.
Merdeka!
Merdeka yang pasti.
Bukan umpama kuda pedati.
Buta arah, teraniaya peringgi.
Terisolir pula terintimidasi.
Mana rauangan dikau adanya.
Kini telah sirna tiada.
Terkubur bersama jasad kanda.
Milikku kaum minoritas kacau.
Milik mereka kau mayoritas rancau.
Banyak pengemis kian menggalau.
Koruptor hanya digertak mengigau.
Bumi pertiwi sakit.
Lembah hindia pula sempit.
Bukan darah bersimbah namun rasa pahit.
Datanglah kemari, kemari untuk kami alit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar